Laman

Selamat Datang di Blog SDN Gunung Anyar Tambak 628.

Untuk anak-anak SDN GAT 628. Siapa saja boleh posting hasil Karya sendiri, hubungi Bapak Ali, mau posting Puisi, mau posting Photo kegiatan sekolah, Ayooo....posting bersama.

Parade Senja di Gedung Grahadi 2015, Surabaya JATIM.

Parade Senja di Gedung Grahadi 2015, Surabaya JATIM.
Photo bersama di halaman Gedung Grahadi, persiapan pertunjukan Tari.

Minggu, 21 Oktober 2012

Anak berbakat khusus Seni Lukis tahun 2012

Anak berbakat khusus seni lukis


No No. Induk Nama Siswa Kelas Kanvas Keterangan
1

Shasa Tri Andika H
5


2

Dhea Nindy Praditya
5


3

Nurika Aurilya H
5


4

Viona Galuh
5


5

Kresia Tambunan
5














6

Nur Fadia Yulia
4


7

Sanggar Ayu Waskita
4


8

Novira Rahmatanisa P
3


9

Dina Oktavia Trisnowati
3


10
Khusnul Khuluf
3


11

Muh. Taufik Nur H
3








12

Lenita Rahmadani
3


13

Anastasya Kusuma Dewi
3


14

Deef Felly Yustezio A
2


15

Putri Massitta
2


16

Fadlan Fitroh Awwalin
2














Rabu, 19 September 2012

Pendidikan bagi Anak Berbakat dan Kreatif

Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional mengamanatkan bahwa :
  1. "Warga negara yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa berhak memperoleh pendidikan khusus", (Pasal 5; ayat 4).
  2. "Setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya", (pasal 12; ayat 1b).
“Anak berbakat adalah anak yang memiliki kecerdasan atau kelebihan yang luar biasa jika dibandingkan dengan anak-anak seusianya”. Hal ini merupakan berita yang menggembirakan bagi warga negara yang memiliki bakat khusus dan tingkat kecerdasan yang istimewa untuk mendapat pelayanan pendidikan sebaik-baiknya

1. Definisi Anak berbakat.
Anak berbakat adalah mereka yang memiliki kemampuan-kemampuan yang unggul dan mampu memberikan prestasi yang tinggi. Anak berbakat memerlukan pelayanan pendidikan khusus untuk membantu mereka mencapai prestasi sesuai dengan bakat-bakat mereka yang unggul. Bakat (aptitude) pada umumnya diartikan sebagai kemampuan bawaan, sebagai potensi yang masih perlu dikembangkan dan dilatih agar dapat terwujud.

Berbeda dengan bakat, “kemampuan” merupakan daya untuk melakukan suatu tindakan sebagai hasil dari pembawaan dan latihan. Kemampuan menunjukkan bahwa suatu tindakan (performance) dapat dilakukan sekarang. Sedangkan bakat memerlukan latihan dan pendidikan agar suatu tindakan dapat dilakukan dimasa yang akan datang. Bakat dan kemampuan menentukan prestasi seseorang. Jadi prestasi itulah yang merupakan perwujudan dari bakat dan kemampuan.

2. Ciri-Ciri Anak berbakat.
Ciri-ciri anak berbakat menurut Martinson (1974) adalah sebagai berikut :
  1. Gemar membaca pada usia lebih muda.
  2. Membaca lebih cepat dan lebih banyak memiliki perbendaharaan kata yang luas mempunyai, rasa ingin tahu yang kuat.
  3. Mempunyai minat yang luas, juga terhadap masalah “dewasa” mempunyai inisiatif, dapat bekerja sendiri menunjukkan keaslian (orisinalitas) dalam ungkapan verbal.
  4. Memberi jawaban-jawaban yang baik.
  5. Dapat memberikan banyak gagasan.
  6. Luwes dalam berpikir.
  7. Terbuka terhadap rangsangan-rangsangan dari lingkungan.
  8. Mempunyai pengamatan yang tajam.
  9. Dapat berkonsentrasi untuk jangka waktu panjang, terutama terhadap tugas atau bidang yang diminati.
  10. Berpikir kritis, juga terhadap diri sendiri.
  11. Senang mencoba hal-hal baru.
  12. Mempunyai daya abstraksi, konseptualisasi, dan sintesis yang tinggi.
  13. Senang terhadap kegiatan intelektual dan pemecahan masalah.
  14. Cepat menangkap hubungan-hubungan (sebab akibat).
  15. Berperilaku terarah kepada tujuan.
  16. Mempunyai daya imajinasi yang kuat.
  17. Mempunyai banyak kegemaran (hobi).
  18. Mempunyai daya ingat yang kuat tidak cepat puas dengan prestasinya.
  19. Peka (sensitif) dan menggunakan firasat (intuisi).
  20. Menginginkan kebebasan dalam gerakan dan tindakan.
3. Anak-anak berbakat biasanya ditandai pula dengan :
  1. Kemampuan inteligensi umum yang sangat tinggi, biasanya ditunjukkan dengan perolehan tes inteligensi yang sangat tinggi, misal IQ diatas 120.
  2. Bakat istimewa dalam bidang tertentu misalnya bidang bahasa, matematika, seni, dan lain-lain. Hal ini biasanya ditunjukkan dengan prestasi istimewa dalam bidang-bidang tersebut.
  3. Kreativitas yang tinggi dalam berpikir, yaitu kemampuan untuk menemukan ide-ide baru.
  4. Kemampuan memimpin yang menonjol, yaitu kemampuan untuk mengarahkan dan mempengaruhi orang lain untuk bertindak sesuai dengan harapan kelompok.
  5. Prestas-prestasi istimewa dalam bidang seni atau bidang lain, misalnya dalam seni musik, drama, tari, lukis, dan lain-lain.
4. Tanda-tanda Umum Anak Berbakat.
Sejak usia dini sudah dapat dilihat kemungkinan ada atau tidaknya bakat tertentu dari anak. Sebagai contoh, “anak yang baru berumur dua tahun tetapi lebih suka memilih alat-alat mainan untuk anak berumur 6-7 tahun atau anak usia tiga tahun tetapi sudah mampu membaca buku-buku yang diperuntukkan bagi anak usia 7-8 tahun. Mereka akan sangat senang jika mendapat pelayanan seperti yang mereka harapkan.

Anak yang memiliki bakat istimewa sering kali memiliki tahap perkembangan yang tidak serentak. Ia dapat hidup dalam berbagai usia perkembangan, misalnya : anak berusia tiga tahun, jika sedang bermain ia terlihat seperti anak seusianya, tetapi jika sedang membaca ia menampilkan sikap seperti anak berusia 10 tahun, jika mengerjakan soal matematika ia seperti anak berusia 12 tahun, dan jika berbicara seperti anak berusia lima tahun.

Yang perlu dipahami adalah bahwa anak berbakat umumnya tidak hanya belajar lebih cepat, tetapi juga sering menggunakan cara yang berbeda dari teman-teman seusianya. Hal ini tidak jarang membuat guru di sekolah mengalami kewalahan, bahkan sering merasa terganggu dengan anak-anak seperti itu. Di samping itu anak berbakat istimewa biasanya memiliki kemampuan menerima informasi dalam jumlah yang besar sekaligus. Jika ia hanya mendapat sedikit informasi maka ia akan cepat menjadi "kehausan" akan informasi.

Di kelas Taman Kanak-Kanak atau Sekolah Dasar, anak-anak berbakat sering tidak menunjukkan prestasi yang menonjol. Sebaliknya justru menunjukkan perilaku yang kurang menyenangkan misalnya ; tulisannya tidak teratur, mudah bosan dengan cara guru mengajar, terlalu cepat menyelesaikan tugas tetapi kurang teliti, dan sebagainya. Yang menjadi minat dan perhatiannya kadang-kadang justru hal-hal yang tidak diajarkan di kelas. Tulisan anak berbakat sering kurang teratur karena ada perbedaan perkembangan antara perkembangan kognitif (pemahaman, pikiran) dan perkembangan motorik, dalam hal ini gerakan tangan dan jari untuk menulis. Perkembangan pikirannya jauh lebih cepat daripada perkembangan motoriknya. Demikian juga seringkali ada perbedaan antara perkembangan kognitif dan perkembangan bahasanya, sehingga dia menjadi berbicara agak gagap karena pikirannya lebih cepat daripada alat-alat bicara di mulutnya. Tapi itu tidak terjadi pada semua anak berbakat, hanya beberapa dari mereka saja.

5. Tujuan dari pendidikan anak berbakat.
Tujuan pendidikan anak berbakat adalah agar mereka menguasai sistem konseptual yang penting sesuai dengan kemampuannya, memiliki keterampilan yang menjadikannya mandiri dan kreatif, serta mengembangkan kesenangan dan kegairahan belajar untuk berprestasi.

6. Kebutuhan dan Pelayanan bagi Anak Berbakat.
Kebutuhan pendidikan anak berbakat ditinjau dari kepentingan anak berbakat itu sendiri, yaitu yang berhubungan dengan pengembangan potensinya yang hebat. Untuk mewujudkan potensi yang hebat itu, anak berbakat membutuhkan peluang untuk mencapai aktualisasi potensi yang dimilikinya melalui penggunaan fungsi otak, peluang untuk berinteraksi, dan pengembangan kreativitas dan motivasi internal untuk belajar berprestasi. Dari segi kepentingan masyarakat, anak berbakat membutuhkan kepedulian, pengakomodasian, perwujudan lingkungan yang kaya dengan pengalaman, dan kesempatan anak berbakat untuk berlatih secara nyata.

Selanjutnya dalam menentukan jenis layanan bagi anak berbakat perlu memperhatikan beberapa komponen. Komponen persiapan penentunan jenis layanan seperti, mengidentifikasi anak berbakat merupakan hal yang tidak mudah, karena banyak anak berbakat yang tidak menampakkan keberbakatannya dan tidak dipupuk. Untuk mengidentifikasi anak berbakat perlu menentukan alasan atau sebab mencari mereka sehingga dapat menentukan alat indentifikasi yang sesuai dengan kebutuhan tersebut. Misalnya ; jika memilih kelompok Matematika, maka pendekatannya harus mengarah pada penelusuran bakat matematika.

Selanjutnya komponen alternatif implementasi layanan meliputi ; ciri khas layanan, strategi pembelajaran dan evaluasi. Hal-hal yang diperhatikan dalam ciri khas layanan adalah adaptasi lingkungan belajar seperti usaha pengorganisasian tempat belajar (sekolah unggulan, kelas khusus, guru konsultan, ruang sumber, dll). Selain itu ada adaptasi program seperti, usaha pengayaan, percepatan, pencanggihan, dan pembaharuan program, serta modifikasi kurikulum (kurikulum plus, dan berdiferensiasi).

Berkaitan dengan strategi pembelajaran bahwa strtategi pembelajaran yang dipilih harus dapat mengembangkan kemampuan intetelektual dan non intelektual serta dapat mendorong cara belajar anak berbakat. Karena itu anak berbakat membutuhkan model layanan khusus seperti bidang kognitif-afektif, moral, nilai, kreativitas, dan bidang-bidang khusus. Evaluasi pembelajaran anak berbakat menekankan pada pengukuran dengan acuan kriteria dan pengukuran acuan norma.

Pemberian program khusus untuk pendidikan anak berbakat ini dibuat karena anak-anak berbakat mempunyai kebutuhan pendidikan khusus. Anak-anak ini telah menguasai banyak konsep ketika mereka ditempatkan di satu kelas tertentu, sehingga sebagian besar waktu sekolah mereka akan terbuang percuma. Mereka mempunyai kebutuhan yang sama dengan siswa-siswa lainnya yaitu, kesempatan yang konsisten untuk belajar bahan baru dan untuk mengembangkan perilaku yang memungkinkan mereka mengatasi tantangan dan perjuangan dalam belajar sesuatu yang baru.

Akan sangat sulit bagi anak-anak berbakat ini memenuhi kebutuhan tersebut bila mereka ditempatkan dalam kelas yang heterogen (Winebrenner & Devlin, 1996). Anak berbakat adalah anak yang memiliki kemampuan dan minat yang berbeda dari kebanyakan anak-anak sebayanya, maka agak sulit jika anak berbakat dimasukkan pada sekolah tradisional, bercampur dengan anak-anak lainnya.

Di kelas-kelas seperti itu anak-anak berbakat akan mendapatkan dua kerugian yaitu :
  1. Anak berbakat akan frustrasi karena tidak mendapat pelayanan yang dibutuhkan.
  2. Guru dan teman-teman kelasnya akan bisa sangat terganggu oleh perilaku anak berbakat tadi.
7. Beberapa pelayanan yang dapat diberikan pada anak berbakat adalah :
  1. Menyelenggarakan program akselerasi khusus untuk anak-anak berbakat.
    Program akselerasi ini yaitu dengan cara "lompat kelas" artinya, anak dari Taman Kanak-Kanak misalnya tidak harus melalui kelas I Sekolah Dasar tetapi langsung ke kelas II atau bahkan ke kelas III Sekolah Dasar. Demikian juga dari kelas III Sekolah Dasar bisa saja langsung ke kelas V jika memang anaknya sudah matang untuk menempuhnya. Jadi program akselerasi dapat dilakukan untuk seluruh mata pelajaran (akselerasi kelas atau akselerasi untuk beberapa mata pelajaran saja). Dalam program akselerasi untuk seluruh mata pelajaran berarti anak tidak perlu menempuh kelas secara berturutan tetapi dapat melompati kelas tertentu misalnya, anak kelas I Sekolah Dasar langsung naik ke kelas III. Dapat juga program akselerasi hanya diberlakukan untuk mata pelajaran yang luar biasa saja. Misalnya saja anak kelas I Sekolah Dasar yang berbakat istimewa dalam bidang matematika, maka ia diperkenankan menempuh pelajaran matematika di kelas III, tetapi pelajaran lain tetap di kelas I. Demikian juga kalau ada anak kelas II Sekolah Dasar yang sangat maju dalam bidang bahasa Inggris, ia boleh mengikuti pelajaran bahasa Inggris di kelas V atau VI.
  2. Home-schooling (pendidikan non formal di luar sekolah).
    Cara lain yang dapat ditempuh selain model akselerasi adalah memberikan pendidikan tambahan di rumah atau di luar sekolah, yang sering disebut home-schooling. Dalam home-schooling orang tua atau tenaga ahli yang ditunjuk bisa membuat program khusus yang sesuai dengan bakat istimewa anak yang bersangkutan. Pada suatu ketika jika anak sudah siap kembali ke sekolah, maka ia bisa saja dikembalikan ke sekolah pada kelas tertentu yang cocok dengan tingkat perkembangannya.
  3. Menyelenggarakan kelas-kelas tradisional dengan pendekatan individual.
    Dalam model ini biasanya jumlah anak perkelas harus sangat terbatas sehingga perhatian guru terhadap perbedaan individual masih bisa cukup memadai, misalnya maksimum 20 anak. Masing-masing anak didorong untuk belajar menurut ritmenya masing-masing. Anak yang sudah sangat maju diberi tugas dan materi yang lebih banyak dan lebih mendalam daripada anak lainnya, sebaliknya anak yang agak lamban diberi materi dan tugas yang sesuai dengan tingkat perkembangannya. Demikian pula guru harus siap dengan berbagai bahan yang mungkin akan dipilih oleh anak untuk dipelajari. Guru dalam hal ini menjadi sangat sibuk dengan memberikan perhatian individual kepada anak yang berbeda-beda tingkat perkembangan dan ritme belajarnya.
  4. Membangun kelas khusus untuk anak berbakat.
    Dalam hal ini anak-anak yang memiliki bakat/kemampuan yang kurang lebih sama dikumpulkan dan diberi pendidikan khusus yang berbeda dari kelas-kelas tradisional bagi anak-anak seusianya. Kelas seperti ini pun harus merupakan kelas kecil di mana pendekatan individual lebih diutamakan daripada pendekatan klasikal. Kelas khusus anak berbakat harus memiliki kurikulum khusus yang dirancang tersendiri sesuai dengan kebutuhan anak-anak berbakat. Sistem evaluasi dan pembelajarannyapun harus dibuat yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
Kemampuan dasar atau bakat yang luar biasa yang dimiliki seorang anak memerlukan serangkaian perangsangan (stimulasi) yang sistematis, terencana dan terjadwal agar apa yang dimiliki, menjadi actual dan berfungsi sebaik-baiknya. Membiarkan seorang anak berkembang sesuai dengan azas kematangan saja akan menyebabkan perkembangan menjadi tidak sempurna dan bakat-bakat yang luar biasa yang sebenarnya mempunyai potensi untuk bisa diperkembangkan menjadi tidak berfungsi.

Tanpa pendidikan khusus yang meliputi pengasuhan yang baik, pembinaan yang terencana dan perangsangan yang tepat, mustahil seorang anak akan bisa begitu saja mengembangkan bakat-bakatnya yang baik dan mencapai prestasi yang luar biasa. Tanpa pendidikan khusus, bakat-bakat yang dimiliki akan terpendam (latent) atau hanya muncul begitu saja dan tidak berfungsi optimal.

8. Faktor yang perlu diperhatikan agar mencapai hasil yang diharapkan yakni :
  1. Faktor yang ada pada anak itu sendiri, yaitu perlunya mengenal anak, mengenal dalam arti mengetahui semua ciri khusus yang ada pada anak secara obyektif.
  2. Faktor kurikulum yang meliputi,
Isi dan cara pelaksanaan yang disesuaikan dengan keadaan anak (child centered). Kurikulum pada pendidikan khusus tidak terlepas dari kurikulum dasar yang diberikan untuk anak lain. Kurikulum khusus diarahkan agar perangsangan-perangsangan yang diberikan mempunyai pengaruh untuk menambah atau memperkaya program dan tidak semata-mata untuk mempercepat berfungsinya sesuatu bakat luar biasa yang dimiliki.

Isi kurikulum harus mengarah pada perkembangan kemampuan anak yang berorientasi inovatif dan tidak reproduktif serta berorientasi untuk mencapai sesuatu yang tidak hanya sekedar memunculkan apa yang dimiliki tanpa dilatih menjadi kreatif. Hal lain yang penting adalah tersedianya faktor lingkungan yang berfungsi menunjang. Tujuan institusional dan instruksional serta isi kurikulum yang disusun secara khusus bagi anak berbakat membutuhkan sarana dan prasarana yang memadai.

Guru yang melaksanakan tugas-tugas kurikuler yang telah digariskan mempunyai peranan yang penting agar apa yang akan diajarkan bisa merangsang perkembangan seluruh potensi yang dimiliki serta berhasil melatih setiap aspek yang berkembang memperlihatkan fungsi-fungsi kreatif dan produktif.

9. Mengenai pelaksanaan pendidikan khusus untuk anak berbakat pada umumnya dikelompokkan dalam tiga bentuk :

  1. Pemerkayaan, yaitu pembinaan bakat dengan penyediaan kesempatan dan fasilitas belajar tambahan yang bersifat pendalaman kepada anak berbakat setelah yang bersangkutan menyelesaikan tugas-tugas yang diprogramkan untuk anak pada umumnya (independent study, projects, dan sebagainya).
  2. Percepatan, yaitu cara penanganan anak berbakat dengan memperbolehkan anak naik kelas secara melompat, atau menyelesaikan program reguler di dalam jangka waktu yang lebih singkat. Variasi bentuk-bentuk percepatan adalah antara lain early admission, advanced placement, advanced courses.
  3. Pengelompokan Khusus, dilakukan secara penuh atau sebagian, yaitu bila sejumlah anak berbakat dikumpulkan dan diberi kesempatan untuk secara khusus memperoleh pengalaman belajar yang sesuai dengan potensinya.
Selain bentuk-bentuk pembinaan tersebut di atas, ada pula cara-cara pembinaan yang lebih bersifat informal, misalnya dengan pemberian kesempatan meninjau lembaga-lembaga penelitian-pengembangan yang relevan, atau pengadaan perlombaan-perlombaan.

10. Penyiapan Guru Untuk Anak Berbakat.
Kualifikasi guru untuk anak berbakat dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu :
  1. Kualifikasi profesi, persyaratan profesional / pendidikan antara lain meliputi : Sudah berpengalaman mengajar, menguasai berbagai teknik dan model belajar mengajar, bijaksana dan kreatif mencari berbagai akal dan cara, mempunyai kemampuan mengelola kegiatan belajar secara individual dan kelompok, menguasai teknik dan model penilaian, mempunyai kegemaran membaca dan belajar.
  2. Kualifikasi kepribadian, persyaratan kepribadian antara lain : bersikap terbuka terhadap hal-hal baru, peka terhadap perkembangan anak, mempunyai pertimbangan luas dan dalam, penuh pengertian, mempunyai sikap toleransi, mempunyai kreativitas yang tinggi, bersikap ingin tahu.
  3. Kualifikasi hubungan social, persyaratan hubungan sosial antara lain : dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan, mudah bergaul dan mampu memahami dengan cepat tingkah laku orang lain (S.C.U. Munandar, 1981)
11. Implikasi bagi guru anak berbakat disimpulkan oleh Barbie dan Renzulli (1975) sebagai berikut :
  1. Guru perlu memahami diri sendiri, karena anak yang belajar tidak hanya dipengaruhi oleh apa yang dilakukan guru, tetapi juga bagaimana guru melakukannya.
  2. Guru perlu memiliki pengertian tentang keberbakatan
  3. Guru hendaknya mengusahakan suatu lingkungan belajar sesuai dengan perkembangan yang unggul dari kemampuan-kemampuan anak.
  4. Guru memberikan tantangan daripada tekanan
  5. Guru tidak hanya memperhatikan produk atau hasil belajar siswa, tetapi lebih-lebih proses belajar
  6. Guru lebih baik memberikan umpan balik daripada penilaian
  7. Guru harus menyediakan beberapa alternatif strategi belajar
  8. Guru hendaknya dapat menciptakan suasana di dalam kelas yang menunjang rasa harga diri anak serta dimana anak merasa aman dan berani mengambil resiko dalam menentukan pendapat dan keputusan.
12. Peran Orang Tua dalam Memupuk Bakat dan Kreativitas Anak.
Orang tua yang bijaksana dapat membedakan antara memberi perhatian terlalu banyak atau terlalu sedikit, antara memberi kesempatan kepada anak untuk mengembangkan bakat dan minatnya dan memberi tekanan untuk berprestasi semaksimal mungkin.

Ada beberapa hal yang memudahkan orang tua agar lebih mantap dalam menghadapi dan membina anak berbakat (Ginsberg dan Harrison, 1977 & Vernon, 1977) diantaranya adalah :
  1. Anak berbakat itu tetap anak dengan kebutuhan seorang anak. Jika ada anak-anak lain dalam keluarga, janganlah membandingkan anak berbakat dengan kakak-adiknya atau sebaliknya.
  2. Sempatkan diri untuk mendengarkan dan menjawab pertanyaan-pertanyaannya.
  3. Berilah kesempatan seluas-luasnya untuk memuaskan rasa ingin tahunnya dengan menjajaki macam-macam bidang, namun jangan memaksakan minat-minat tertentu.
  4. Berilah kesempatan jika anak ingin mendalami suatu bidang, karena belum tentu kesempatan itu ada di sekolah.
  5. Kerjasama Antara Keluarga, Sekolah dan Masyarakat
Pendidikan merupakan tanggung jawab bersama keluarga (orang tua), sekolah dan masyarakat. Keluarga dan sekolah dapat bersama-sama mengusahakan pelayanan pendidikan bagi anak berbakat, misalnya dalam memandu dan memupuk minat anak. Tokoh-tokoh dalam masyarakat dapat menjadi “tutor” untuk anak berbakat yang mempunyai minat yang sama.

13. Pergaulan Anak Berbakat.
Anak berbakat akan lebih suka bergaul dengan anak-anak yang lebih tua dari segi usia, khususnya mereka yang memiliki keunggulan dalam bidang yang diminati. Misalnya saja ada anak kelas II Sekolah Dasar yang sangat suka bermain catur dengan orang-orang dewasa, karena jika ia bermain dengan teman sebayanya rasanya kurang berimbang. Dalam hal ini para orang tua dan guru harus memakluminya dan membiarkannya sejauh itu tidak merugikan perkembangan yang lain.

Di dalam keluarga, orangtua mencarikan teman yang cocok bagi anak-anak berbakat sehingga ia tidak merasa kesepian dalam hidupnya. Jika ia tidak mendapat teman yang cocok, maka tidak jarang orang tua dan keluarga, menjadi teman pergaulan mereka. Umumnya anak berbakat lebih suka bertanya jawab hal-hal yang mendalam daripada hal-hal yang kecil dan remeh. Kesanggupan orang tua dan keluarga untuk bergaul dengan anak berbakat akan sangat membantu perkembangan dirinya.

14. Faktor-faktor yang mempengaruhi terwujudnya bakat seseorang.
Banyak faktor-faktor yang menentukan sejauh mana bakat seseorang dapat terwujud.
  1. Keadaan lingkungan seseorang seperti, kesempatan, sarana dan prasarana yang tersedia sejauh mana dukungan dan dorongan orang tua, taraf sosial ekonomi orang tua, tempat tinggal di daerah perkotaan atau di pedesaan dan sebagainya.
  2. Keadaan dari diri orang itu sendiri seperti minatnya terhadap suatu bidang keinginannya untuk berprestasi, dan keuletan-nya untuk mengatasi kesulitan atau rintangan yang mungkin timbul.
  3. Tingkat kecerdasannya (intelegensia), kecerdasan ditentukan baik oleh bakat bawaan (berdasarkan gen yang diturunkan dari orang tuanya) maupun oleh faktor lingkungan (termasuk semua pengalaman dan pendidikan yang pernah diperoleh seseorang, terutama tahun-tahun pertama dari kehidupan mempunyai dampak terhadap kecerdasan seseorang).
15. Pelayanan Anak Berbakat Intelektual di Masa yang Akan Datang.

Menurut Sidi (2004), model layanan pendidikan lain perlu dikembangkan oleh pemerintah guna memfasilitasi berbagai macam bidang keberbakatan, seperti :
  1. Akselerasi Bidang Studi, akselerasi untuk satu mata pelajaran yang menonjol dan sangat dikuasai siswa.
  2. Mentorship, melayani berapa pun jumlah siswa yang mampu mengikuti akselerasi, meskipun hanya satu siswa, harus tetap dilayani dengan metode mentorship atau self paced instruction.
  3. Sistem Kredit, menggunakan pelayanan akselerasi dengan sistem kredit.
  4. Pengayaan Materi pada Mata Pelajaran Tertentu : (full out program) untuk mata pelajaran atau pada hari tertentu saja sehingga anak bisa tetap bersama dalam kelas dengan anak-anak lainnya.
  5. Kelas Super Saturday, pelayanan belajar di mana pengayaan materi dilakukan setiap hari sabtu dalam berbagai bidang di luar mata pelajaran sekolah, seperti astronomi, psikologi, kelautan dsb. Kerja sama dengan pihak dari berbagai disiplin dapat membantu memfasilitasi berbagai jenis keberbakatan.
  6. Pendirian Pusat Keberbakatan, untuk mewadahi dan memberikan pelayanan terhadap anak berbakat kesenian, kebudayaan, olah raga dan lain-lain.
  7. Sertifikasi bagi Guru Pengajar Gifted, sertifikasi ini penting untuk menjaga kualitas layanan pendidikan anak berbakat dan guru harus dipacu untuk terus belajar, bahkan sampai gelar strata 3 (Doktor).
16. Tantangan Pelayanan Pendidikan Anak Berbakat di Masa Depan.
Adapun hal-hal yang harus diperhatikan sebagai tantangan pelayanan pendidikan anak berbakat di masa depan (Sidi, 2004) antara lain adalah :
  1. Dukungan finansial di Indonesia yang belum memadai sehingga sangat diperlukan sumber dana baik dari luar negeri maupun dari APBN.
  2. Perlunya pengembangan organisasi pemerintah yang mewadahi masalah keberbakatan di Indonesia. Contohnya, menjadikan masalah keberbakatan menjadi salah satu tugas pokok dan fungsi direktorat jenderal sehingga ada direktorat yang membawahi masalah seleksi, pelatihan, kurikulum, program dan personalia.
17. Strategi Pengembangan di Masa yang Akan Datang.
Strategi pengembangan pelayanan pendidikan anak berbakat (Sidi, 2004) meliputi hal-hal berikut :
  1. Penyediaan, pengadaan dan peningkatan kemampuan SDM yang berkualitas.
  2. Proses pembelajaran yang berkualitas.
  3. Adanya frekuensi penelitian yang cukup dan berkualitas.
  4. Sosialisasi ke mancanegara (tingkat internasional).
DAFTAR PUSTAKA :
  • Didi Tarsidi - Dosen Universitas Pendidikan Indonesia/Yayasan Mitra Netra (Jaringan Mitra Netra @yahoo.com)
  • S.C.U. Munandar, Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah, Jakarta PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, 1992.
  • Prof. Dr. Ir. Andi Hakim Nasution, dkk, Anak-Anak Berbakat Pembinaan dan Pendidikannya. Jakarta CV. Rajawali, 1982.
Sumber : Wahid Suharmawan http://konselorindonesia.blogspot.com/

Senin, 13 Agustus 2012

Tamu Mahasiswa Mancanegara

Mahasiswa dan Mahasiswi mancanegara dari Amerika, Jepang, Finlandia dan Singapura berkunjung di Sekolah SDN GAT 628, bersama sama dengan Mahasiswa dan Mahasiswi Universitas Airlangga Surabaya.

Anak-anak sangat senang sekali melihat orang asing berkunjung, banyak diantaranya yang belum pernah lihat bule sehingga jadi tontonan anak-anak waktu pertama kali datang.

Asiknya anak-anak hampir semua minta tanda tangan tamu Kita yang dari Mancanegara maupun dari Universitas Airlangga.

1

2

3

4

5

6

7
8
9
10

Sabtu, 07 Juli 2012

Acara perpisahan kls-6, th 2012

Rekreasi di WBL Lamongan 2012, Kelas-6

Photografer : Mada Murgito & Agus Krimbat 

Kelas-6 Lulusan 2012 dan Bapak Ibu Guru 
di dalam lokasi WBL
Ibu-Ibu Guru yang Cantik urutan dari kiri, 
Bu Umi, Bu Emi, Bu Utari, Bu Ninik

Berfoto dipantai

Kolam Renang yuu.....uk renang

Asyee...ek !

Minum nihhh....Ayu, Neti, Jasmin

Haahaha.......Asik nih akan main putaran

Main Bandulan nih....wuswus..wuuussss.

Heeeeeeem.......!

Empat Peragawati GAT eksen

Selasa, 10 April 2012

Ujian akhir Melukis cat Acyilik model bunga Ephorbia yang sedang berbunga.


No No. Induk Nama Siswa Kelas Keterangan
1
299 Siti Putri Ima Solika
6
Mendapat nilai terbaik dan dinyatakan Lukisan terbaik
2
264 Amelinda Putri Andini
6
Nilai urutan ke-2
3
270 Ayu Agustin Setyari
6
Nilai urutan ke-3

Tim Lomba Mendongeng Bahasa Jawa, tgl. 29 Maret 2012

Mendongeng Bahasa Jawa, dongeng Mbok Totok Kerot
Juara kedua tingkat kecamatan






No No. Induk Nama Siswa Kelas Keterangan
1

Fiqri Aulia Prasanti
5
Pendongeng 
2

Razak Alkausar
3
Pendengar dongeng
3

Viona Galuh
4
Pendengar dongeng
4

Endri Wiji Ningrum
5
Pendengar dongeng
5

William Felix DS
2
Pendengar dongeng
6

Brilliyan Adam Oktavian
3
Pendengar dongeng
7

M. Farhan Pradana S
3
Pendengar dongeng
8

Rizky Salma Al Faisi
2
Pendengar dongeng
=
==
=
=
9

Bapak Sriyanto
Guru
Pelatih dan pembimbing
10

Bapak Moch. Nachli
Guru
Musik pengiring dongeng.
11

Bapak Mada Murgito
Guru
Musik pengiring dongeng.

Tim Lomba Pidato Bahasa Jawa, pada tgl. 29 Maret 2012.

Lomba Pidato Juara Pertama, se-Kecamatan Gunung Anyar Tambak Surabaya.
Bersama Tim dipercaya untuk mewakili  Kecamatan untuk Lomba tingkat Kota.





NoNo. Induk Nama Siswa Kelas Keterangan
1

Ananda Rika Satria
5
Pidato Bahasa Jawa.
2

Anneliese Navida
3
Penyemangat / Pedengar Pidato.
3

Aprilia Khoirun Nisa
3
Pedengar Pidato
4

Mutiara Yudiansyah Putri
3
Pedengar Pidato
5

Salma Nurzahra Nanda F
3
Pedengar Pidato
6

Angela Lorenza
2
Pedengar Pidato
7

Fransisca Melani Putri A
5
Pedengar Pidato
8

Mega Setyowati
5
Pedengar Pidato
=
= =
=
=
9

Bapak Sriyanto
Guru
Pembimbing dan pelatih.
10

Bapak Moch. Nachli 
Guru
Musik Pengiring.
11

Bapak Mada Murgito
Guru
Musik Pengiring.

Senin, 30 Januari 2012

Anak anak berbakat seni lukis kelas-4 dan 5


Anak - anak berbakat Seni lukis, kelas Lima dan kelas Empat Semester kedua tahun 2012


No
No. Induk
Nama Siswa Kelas Kanvas Keterangan
1
330
Dewi Susanti
Lima
40cm x 56.4cm



Lima


2
354
Safira Apriliana
Lima
40cm x 56.4cm

3
343
Lovina Yustesia Ananda
Lima
40cm x 56.4cm
4
411
Putri Alfa Mei R.L
Lima
40cm x 56.4cm

5
475
Tessalonika Anastasya A.G
Lima
40cm x 56.4cm







6
377
Dea Nindy Pradika
Empat
28cm x 40cm

7
379
Putri Nadya Maulidina
Empat
Persiapan




Empat


8
482
Viona Galuh Pramerwari
Empat
28cm x 40cm

9

Kresia Tambunan
Empat
Persiapan

Anak anak berbakat seni lukis kelas 2 dan 3

Anak - anak berbakat Seni lukis kelas Tiga, kelas Dua dan kelas Satu, Semester kedua tahun 2012

No
No. Induk
Nama SiswaKelasKanvasKeterangan
10
442
Hilda Michelie Mizafrie
Tiga
Persiapan
11
453
Nur Fadia Yulia
Tiga
40cm x 56.4cm

12
459
Sanggar Ayu Waskita
Tiga
40cm x 56.4cm

13
465
Azzita Arly Kinanti
Tiga
40cm x 56.4cm

14

Titis Ayu Nia
Tiga

      Persiapan






15
501
Muh. Taufiq Nur H
Dua
28cm x 40cm

16
505
Novira Rahmatanisa P
Dua
40cm x 56.4cm 

Minggu, 29 Januari 2012

Keunikan dan Karakteristik anak Berbakat Akademik.

Untuk mendapatkan pengetahuan kita sering berteori setidaknya dengan teori yang sudah ada itu kita dapat mengetahui lebih cepat. Sebenarnya kita harus kreatif dan jeli untuk mengetahui hal yang sebenarnya. Dari teori orang-orang yang sudah menyelidiki beberapa hal bisa berbeda dari kenyataan.

Karakter Anak berbakat banyak ragamnya, ada yang memang komitmen dengan tugas yang diberikan, ada yang energi yang dimiliki seperti tidak pernah susut selama menjalankan tugas yang diberikan, di balik itu ada yang malas, ada yang semaunya sendiri, ada yang manja dll.

Untuk berbakat khusus yaitu seni lukis, Anak berbakat dalam bidang ini bertingkat kemampuan dan beragam karakternya bahkan ada yang termasuk berkemampuan unik. Misalnya untuk penggunaan kuas cara yang diberikan dengan dasar penggunaan yang sederhana, untuk menghadapi bentuk-bentuk yang lebih rumit bisa menggunakan kuas dengan cara yang baik, walau belum diberi tahu cara-cara tersebut, Anak berbakat dalam kemampuan khusus ini Saya amati ternyata dari naluri anak itu dan bahkan juga berasal dari kecerdasan pikiran bawah sadar anak itu untuk menyelesaikan pekerjaannya sebaik mungkin.

Kemampuan Anak berbakat melukis yang sangat unik ini, bahkan ada yang bisa menyelesaikan soal-soal gambar Perspektif dan Proyeksi, yaitu yang mengerjakan Anak duduk di Sekolah Dasar, soal menggambar perspektif dan Proyeksi yang diberikan ini merupakan pelajaran yang diajarkan diSekolah Lanjutan Atas.

Bila dikaitkan dengan definisi Renzulli, maka karakteristik Anak Berbakat, di
antaranya sebagai berikut :

1. Menunjukkan kemampuan di atas rata-rata, terutama di bidang.
a. Kemampuan Umum
  1. Tingkat berpikir abstrak yang tinggi, penalaran verbal dan numerikal, hubungan spasial, ingatan, kelancaran kata.
  2. Adaptasi terhadap dan pembentukan situasi baru dalam lingkungan eksternal.
  3. Automatisasi pemrosesan informasi.
b. Kemampuan Khusus:
  1. Aplikasi berbagai kombinasi kemampuan umum di atas terhadap bidang-bidang yang lebih spesifik (Mis. Matematika, Sain, Seni, kepemimpinan)Kemampuan memperoleh dan membuat penggunaan yang tepat sejumlah pengetahuan formal, teknik, dan strategi di dalam menyelesaikan masalah-masalah tertentu.
  2. Kemampuan untuk memilih informasi yang relevan dan tak relevan dengan problem atau bidang studi tertentu.
2. Menunjukkan Komitmen yang terhadap tugas, yang diindikasikan dengan:
  1. Kemampuan yang tinggi terhadap minat, antusiasme, dan keterlibatan dengan suatu problem atau bidang tertentu.
  2. Ketekunan, daya tahan, ketetapan hati, kerja keras, dan pengabdian.
  3. Kepercayaan diri, adanya keyakinan mampu melaksanakan pekerjaanyang penting, bebas dari perasaan inferior, keinginan yang kuat untuk berprestasi.
  4. Kemampuan mengidentifikasi masalah-masalah di bidang-bidang  tertentu.
  5. Menetapkan standar yang tinggi terhadap pekerjaan ; memelihara keterbukaan diri dan kritik eksternal, mengembangkan rasa estetis, kualitas dan keunggulan tentang pekerjaannya sendiri dan pekerjaan orang lain.
3. Menunjukkan kreativitas yang tinggi, yang diindikasikan dengan :
  1. Kelancaran, keluwesan, dan keaslian dalam berpikir.
  2. Keterbukaan terhadap pengalaman; Reseptif terhadap apa yang baru dan berbeda dalam pikiran, tindakan, dan produk dirinya sendiri dan orang lain.c.Ingin tahu, spekulatif, dan berpetualangan, keinginan untuk menghadapi resiko baik dalam pikiran maupun tindakan.
  3. Sensitif terhadap karakteristik ide dan sesuatu yang rinci dan estetik; keinginan untuk bertindak dan bereaksi terhadap stimulasi elsternal, ide-ide dan perasaannya sendiri.
  4. Sikap berani mengambil langkah atau keputusan menurut orang awam berisiko tinggi.
Rincian diatas merupakan rincian Renzuli dengan definisinya pada pandangannya yang positif terhadap Anak berbakat, akan tetapi Little, K. (2003), dalam dalam hal ini memberikan rincian yang lebih dan perlu diperhatikan yaitu dibalik hal yang positif ada juga faktor-faktor yang negatif, pada Tabel 1.

KARAKTERISTIK AB DAN KONSEKUENSI PERILAKUNYA
No KARAKTERISTIK Perilaku Positif Perilaku Negatif
01
Belajar dengan cepat dan mudah Mengingat dan menguasai fakta-fakta dasar secara cepat Mudah bosan, suka mengganggu anak lain
02
Membaca secara intensif Membaca banyak buku dan menggunakan perpustakaan sendiri Menolak tanggung jawab orang lain
03
Perbendaharaan kata sangat maju Mengkomunikasikan ide-idenya baik sekali Menimbulkan kemarahan
04
Tetap menjaga banyak informasi Siap mengingat dan merespon Memonopoli diskusi
05
Rentang perhatiannya sangat lama Komitmen tinggi terhadap tugas atau proyek Bertahan dengan kegiatan rutin kelas, tidak suka diganggu
06
Memiliki keingintahuan yang tinggi, punya banyak minat Suka bertanya, dan puas dengan ide-ideanya Terus gampang marah
07
Bekerja mandiri Menciptakan dan menemukan di luar tugas yang diberikan Menolak kerja dengan orang lain
08
Cermat dan jeli dalam mengamati sesuatu Mengenal masalah Mengoreksi orang dewasa secara kurang sopan
09
Memiliki rasa humor Mampu mentertawakan dirinya sendiri Membuat joke yang kejam atau trick terhadap orang lain
10
Memahami dan mengenal hubungan Mampu memecahkan problem-problem sosial Melakukan intervensi orang lain
11
Prestasi akademik tingi Mengerjakan tugas sekolah dengan baik Sombong, tidak sabar terhadap yang lain.
12
Lancar dalam ekspresi verbal Kuat di bidang verbal dan angka-angka; mengarahkan teman sebaya dengan cara-cara positif Mengarahkan teman sebaya dengan cara-cara negatif
13
Individualistik Memiliki teman sedikit; memiliki rasa keunikan sendiri Bertahan terhadap apa yang diyakini
14
Memiliki dorongan diri yang kuat Menghendaki arah dan bantuan guru yang minimal Agresif dan menantang orang lain.


Berdasarkan karakteristik ABA (Anak Bakat Akademi), perilaku positif dan negatifnya, maka selanjutnya dapat dikemukakan bahwa memiliki kebutuhan sebagai berikut :

1. Keberbakatan intelektual cenderung membutuhkan, di antaranya :
  1. Memperoleh informasi baru dan menantang.
  2. Mengejar pemenuhan minat yang bersifat spesifik.
  3. Memiliki kesempatan untuk mengkomunikasikan pengetahuannya.
  4. Mendapatkan perlakuan dengan kecepatan yang sesuai.
  5. Membutuhkan kegiatan yang menuntut kemampuan berpikir induktif dan pemecahan masalah.
  6. Menerapkan pengetahuan untuk masalah-masalah yang realistik.
  7. Belajar menghargai perbedaan individu.
  8. Menetapkan tujuan yang realistik untuk dirinya sendiri dan orang lain.
  9. Berkenaan dengan isu-isu moral dan etik.
2. Keberbakatan akademik cenderung menghendaki kesempatan untuk :
  1. Memperoleh kompetensi dasar, perbendaraan kata teknis, dan pengetahuan lanjut dalam bidang akademik yang menjadi keunggulannya.
  2. Berinterkasi dengan pemimpin di bidangnya.
  3. Menerapkan pengetahuannya untuk pemecahan masalah-masalah mutakhir.Mengkomunikasikan pengetahuannya.
  4. Mengembangkan kemampuannya dalam bidang akademik dan sosial lainnya.
  5. Berkeinginan menemukan hal baru atau ilmu baru yang tidak pernah ditambah untuk ukuran orang pada umumnya.
Sumber :
  1. Rochmat Wahab ; MENGENAL ANAK BERBAKAT AKADEMIK DAN UPAYA MENGIDENTIFIKASINYA-PDF ebook.
  2. Little, K. (2003), Gifted Child: A Handbook for Parents of Gifted Children,
  3. Renzulli, J. (1986). "The three ring conception of giftedness: A developmental model for creative productivity." In R. J. Sternberg ; J. E. 
  4. Davidson (Eds.), CONCEPTIONS OF  GIFTEDNESS (pp.53-92). New York: Cambridge University Press. Little, K. (2003), Gifted Child: A Handbook

Master versi Anak SDN Gunung Anyar Tambak-628


Master versi Anak SDN Gunung Anyar Tambak-628

Cerita yang unik pada saat Saya memberi nilai 90 dikelas untuk nilai menggambar di dalam kelas tiga, pada tahun 2011, teman-temannya yang antri untuk mendapat nilai menggambar memberi dukungan kepada temannya Nur Fadia Yulia karena mendapat nilai sembilan yang benar-benar jarang Saya berikan untuk nilai menggambar atau juga sangat jarang Saya berikan untuk melukis dengan cat kecuali yang Saya anggap istimewah baru bisa mendapat nilai 90.

Begini ceritanya :

"Waahhhh.... ini bagus nilainya sembilan, tapi tidak Saya tulis 90 akan Saya
tulis 89", kata Saya.
"Lhoo....kenapa Pak...?", Anak-anak serentak pada bertanya kepada Saya.
"Tidak enak ah masaaak...setelah angka sembilan kok angka enol...ya yang baik itu
setelah angka delapan ya angka sembilan", Saya memberi alasan.
"Master Pak, Master, Master, Master", Anak-anak berkata berbarengan.
"Yalah kalau begitu yang mendapat angka sembilan tidak Saya tulis sembilan puluh, tapi Saya tulis angka 89 sebagai "angka Master", kata Saya dan langsung menulis angka-89
"Tulis...tulis...tulis...tulis", Anak-anak berkata memberi dukungan lagi.
"Lhooo....kan sudah Saya tulis", Saya berkata.
"Tulisan-nya, tulisan Master, sama tanda tangan Pak !", anak-anak berkata dan berguman.
"Eeeem baiklah ok juga !", Saya berkata dan langsung menulis Master, dan saya tanda tangani.

Saya berfikir, unik juga anak-anak ini, biasanya setelah Saya nilai Saya beri paraf anak-anak tidak pernah minta tanda tangan, sekarang ada temannya mendapat nilai sembilan minta ditandatangani.

Setelah beberapa bulan, dari ide anak-anak ini Saya mendapat inspirasi untuk menetapkan sebagai tradisi untuk Anak-anak disekolahan, Siapa yang mendapat nilai-89 menjadi "Master" dilingkungan anak-anak SDN Gunung Anyar Tambak-628. Ide ini saya sampaikan kepada Anak-anak dan saat Saya sampaikan Anak-anak menyambut gembira dan rupanya Anak-anak merasa sangat gembira, jika dikelas-nya ada yang pernah mendapat "Nilai Master" rupanya...merupakan kebanggaan tersendiri bagi Anak-anak.

Di bawah ini merupakan daftar nilai Anak-anak yang pernah mencapai nilai 90 dilingkungan SDN GAT-628 mendapat "nilai Master" atau nilai-89, dari tahun 2011 sampai Januari 2012, dan di-identifikasi sebagai Anak berbakat khusus.

No. Nama No.Induk Keterangan
1 Nur Fadia Yulia 452 Kelas-3 ;
  1. Nilai Master, Oil Pastel diatas kertas A-4
  2. Ikut jam pelajaran tambahan melukis dengan media cat Acrylic di atas kain kanvas
2 Anneliese Naveeda 483 Kelas-3 ;
  1. Nilai Master, Crayon diatas kertas A-4,
  2. Ikut jam pelajaran tambahan melukis dengan media cat Acrylic di atas kain kanvas
3 Rafli Firmansyah P 396 Kelas-4 ;
  • Nilai Master, cat Acrylic diatas kertas A-3
4 Dewi Susanti 330 Kelas-5 ;
  1. Nilai Master Cat Acrylic diatas kertas A-3
  2. Nilai Master, pelajaran perspektif dan proyeksi
  3. Ikut jam pelajaran tambahan melukis dengan media cat Acrylic di atas kain kanvas
5 Putri Alfa Mei RL 410 Kelas-5 ;
  1. Nilai Master, pelajaran perspektif dan proyeksi
  2. Ikut jam pelajaran tambahan melukis dengan media cat Acrylic di atas kain kanvas
6 Artha Mei Fanny Wiharja 271 Kelas-6 ;
  1. Nilai Master, Cat Acrylic diatas kertas A-3
  2. Ikut jam pelajaran tambahan melukis dengan media cat Acrylic di atas kain kanvas.
7 Lilin Nur Indahsari C Sudah lulus tahun 2011,
  1. Nilai Master pada penilaian ujian akhir kelas-6, Media, Cat Acrylic diatas kain kanvas ukuran A-3
  2. Pernah ikut jam pelajaran tambahan melukis dengan media cat Acrylic di atas kain kanvas